Pesan Gus Mus Pelantikan PWNU Jateng:Kita Mesti Belajar ke Peradaban Desa
JURNALJATENG.ID,SEMARANG– Pesan KH Ahmad Mushtofa Bisri Rembang atau Gus Mus Sebelum memanjatkan doa penutup dalam acara pelantikan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah masa khidmat 2024-2029.di Auditorium Universitas Sultan Agung (Unissula), Semarang Sabtu (3/8/2024). Pelantikan itu sesuai dengan hasil Konferensi Wilayah (Konferwil) XVI NU Jawa Tengah di Pekalongan, pada Maret 2024 lalu.
“ Saya ingin menyampaikan selamat, tapi saya perlu jelaskan dahulu. Selamat jika kepada para pejabat, itu cocok. Tapi jika untuk kepada pengurus NU, maka saya heran, kok ada yang mau? NU itu organisasi dari desa. Kiai pesantren itu dari desa-desa. Pesantren-pesantren itu sejak dahulu dari desa dan menamakan dirinya dengan desa,” ujar Gus Mus mengawali pembicaraan.
Jika di sini memakai tema-tema, imbuh Gus Mus, maka tidak semua akan paham. “Tapi yang Kiai-Kiai desa paham adalah bahwa budaya desa tidak sama dengan budaya kota. Desa tidak perlu dalil rigid, tapi mereka paham menjalankan. Contoh memuliakan tamu, kesederhanaan, dan lain-lain. Berbeda biasanya dengan budaya kota yang seringkali meminta dalil ini dan itu,” ujar Gus Mus.
Perjuangan kyai-kyai desa, lanjut Gus Mus adalah menanamkan ajaran Islam dan menjadi budaya bahkan peradaban, meski tidak terlalu mempedulikan dalil.
“Sehingga perumusan-perumusan tema itu harus dipahami dan bisa diejawantahkan seperti kiai-kiai itu tadi. Menjadi budaya dan peradaban secara alami. Perjuangan membudayakan perlu terus menerus, sehingga menjadi budaya dan peradaban,” terang Gus Mus.
Gus Mus menegaskan bahwa prinsip NU dalam berkhidmah tidak hanya untuk orang NU saja. “Bahkan untuk umat Islam, dan kemanusiaan pada umumnya,” pungkas Gus Mus.
(JJID/RED)