Ratusan Warga Bener Gelar Istighosah Dukung Proyek Bendungan Bener
Purworejo, Jurnaljateng.id – Ratusan warga Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, yang tergabung dalam Paguyuban Masyarakat Terdampak Akses Jalan Quarry, menyatakan dukungannya terhadap pembangunan Bendungan Bener.
Proyek ini merupakan bagian dari Program Strategis Nasional (PSN) yang diharapkan membawa manfaat luas bagi masyarakat sekitar.
Dukungan tersebut disampaikan dalam acara istighosah yang diselenggarakan oleh tokoh masyarakat dan agama, serta didukung oleh Forkopimcam Kecamatan Bener, di Masjid Al-Falah, Dusun Gabugan, Desa Guntur, pada Kamis, 7 November 2024.
Koordinator lapangan Paguyuban Masyarakat Terdampak Akses Quarry, Dian Arista Allan, menyatakan bahwa kelompok ini terdiri dari warga yang terdampak langsung oleh pembangunan PSN Bendungan Bener, terutama di area akses Quarry.
“Kami menyatakan sikap mendukung penuh pembangunan Bendungan Bener sebagai Proyek Strategis Nasional,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dian juga menegaskan kesiapan kelompoknya untuk mendukung Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, terutama menjelang Pilkada serentak 2024.
“Kami siap mendukung Polri untuk menjaga situasi yang kondusif, aman, dan damai,” ucap Dian di depan tamu undangan.
AKP Danang Eko Putranto, pemrakarsa acara Istighosah menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkuat ukhuwah Islamiah dan solidaritas masyarakat dalam menjaga ketertiban.
“Sebagai area yang dilalui PSN, kami berharap masyarakat dapat merasakan manfaat proyek ini, tidak hanya di Kecamatan Bener, tetapi juga di Kabupaten Purworejo dan Wonosobo,” kata Danang yang juga Kanit 1 Subdit 2 Intelkam Polda Jateng,
Sesuai Perpres No. 58 Tahun 2017 tentang percepatan pelaksanaan PSN, Jawa Tengah menjadi lokasi bagi 37 proyek strategis nasional, termasuk Bendungan Bener.
“Dukungan dan sinergi dari semua pihak sangat diperlukan agar proyek ini berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” tambah Danang.
Camat Bener kabupaten Purworejo
Camat Bener, Vivin Suryandari Feriyani, mengakui adanya tantangan komunikasi dengan warga terdampak di desa-desa seperti Nglaris, Limbangan, Karangsari, Kedung Loteng, Wadas, dan Guntur.
Namun, pihak kecamatan berupaya memastikan informasi, termasuk proses ganti rugi tanah yang sudah mencapai 100%, sampai ke warga secara menyeluruh.Acara istighosah ini juga menjadi sarana dialog antara warga terdampak dan aparat terkait.
“Kami berharap setiap permasalahan di lapangan bisa diselesaikan melalui dialog agar proyek ini bisa berjalan lancar dan bermanfaat luas,” ujar Vivin.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan serupa diharapkan dapat diadakan di wilayah lain untuk memperkuat komunikasi antara masyarakat dan pemerintah.
Hadir pula dalam acara ini KH Raden Mahfud Hamid, pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Marun Purworejo, yang memberikan tausiah mengenai pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan dalam masyarakat.