DPRD Jateng Kunjungi Salatiga dan Magelang: Pelajari Strategi Pengentasan Kemiskinan

JURNALJATENG.Id – DPRD Jawa Tengah melakukan kunjungan kerja ke Kota Salatiga dan Kota Magelang guna mempelajari strategi penanganan dan pengentasan kemiskinan di dua wilayah tersebut.

Di Jawa Tengah, Kota Salatiga menempati peringkat kedua daerah dengan tingkat kemiskinan terendah, sementara Kota Magelang berada di posisi ketiga.

Ketua Komisi B DPRD Jateng, Sri Hartini, mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Salatiga dan Pemerintah Kota Magelang dalam mengatasi kemiskinan.

“Kami melihat ada berbagai upaya konkret yang dilakukan kedua kota ini dalam menekan angka kemiskinan. Ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain,” ujar Hartini usai kunjungan yang berlangsung pada Senin-Selasa 3-4 Maret 2025.

Menurut Hartini, Kota Salatiga memiliki pendekatan yang kuat dalam mendukung pelaku UMKM.

Baca Juga  1.411 Unit Rumah Tak Layak Huni Diperbaiki Pemkot Magelang, Yang Belum Masih 3.296

“Bahkan, kebijakan anggaran di tingkat kelurahan mengalokasikan 40% dana khusus untuk program pengentasan kemiskinan” kata Hartini

Sementara itu, Pemerintah Kota Magelang dinilai unggul dalam pengelolaan data kemiskinan.

loading...

Data yang mereka miliki selalu diperbarui, baik sebelum maupun setelah program- program pengentasan dijalankan, sehingga bantuan dapat disalurkan dengan lebih tepat sasaran.

“Kami sangat mengapresiasi bagaimana Kota Magelang mengelola datanya. Semua informasi tersedia secara lengkap, mulai dari data sebelum program dijalankan hingga hasil evaluasi setelah program diterapkan,” kata Hartini.

Kunjungan ini, lanjutnya, merupakan bagian dari amanat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk meninjau berbagai strategi penurunan kemiskinan di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah.

Baca Juga  Tiga Pelaku Pencuri Counter HP Diciduk Sat Reskrim Polres Kendal

“Dengan mempelajari daerah yang berhasil menekan angka kemiskinan, kami berharap strategi ini bisa diterapkan di wilayah lain yang masih menghadapi tantangan besar dalam penanganan kemiskinan,” jelasnya.

Namun, ia juga mengakui bahwa setiap daerah memiliki tantangan yang berbeda.

Oleh karena itu, diskusi dan kajian terus dilakukan agar solusi yang diterapkan benar-benar efektif.

“Biasanya, angka kemiskinan lebih rendah di kota-kota karena jumlah penduduknya lebih sedikit dan akses geografisnya lebih mudah dijangkau pemerintah.

Berbeda dengan daerah seperti Kabupaten Demak, yang memiliki penduduk lebih banyak dan wilayah yang luas, sehingga penanganannya lebih kompleks,” pungkasnya.