K.H. Ma’ruf Salim Ajak Masyarakat Bersatu Menangkal Radikalisme, Intoleransi, dan Terorisme

PURBALINGGA, JURNAL JATENG.id– Upaya menolak masuknya ajaran radikalisme, intoleransi, dan terorisme di lingkungan pondok pesantren di Jawa Tengah terus digalakkan.

K.H. Ma’ruf Salim, Pengasuh Pondok Pesantren Minhajut Tholabah di Desa Kambangan, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga, menegaskan komitmennya dalam menolak paham-paham tersebut.

“Sebagai pengasuh Ponpes Minhajut Tholabah, kami menolak masuknya ajaran radikalisme, intoleransi, dan terorisme di lingkungan pondok pesantren,” ujar K.H. Ma’ruf Salim dalam wawancara di ruang kerjanya, Sabtu 22 Maret 2025

Menurut Kyai Ma’ruf, pondok pesantren kerap menjadi sasaran penyebaran ajaran radikal.

Oleh karena itu, santri harus dibekali wawasan kebangsaan yang kuat agar tetap menjaga kerukunan dan toleransi.

Baca Juga  Ketua Umum PBNU :Semua Banom Harus Bersinergi dan mutamasik

Sikap intoleransi dan radikalisme hanya akan memecah belah persatuan masyarakat, sehingga penting bagi para santri untuk memahami nilai-nilai kebangsaan dan persatuan.

Ia juga mengajak seluruh masyarakat, khususnya di Kabupaten Purbalingga, untuk bersinergi dengan Polda Jawa Tengah dan aparat pemerintah guna menjaga kedamaian dan toleransi.

loading...

“Dengan begitu, masyarakat bisa merasakan ketentraman, terutama menjelang perayaan Idul Fitri dan seterusnya,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya menciptakan suasana aman dan damai selama perayaan Idul Fitri.

“Mari bersama-sama bersinergi dengan Polda Jawa Tengah untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), agar situasi tetap kondusif,” ujarnya.

Baca Juga  LBH TERATAI Gugat Polres Demak ke PN, Kasus Dugaan Penghapusan Data Bansos oleh Kades Sidomulyo Mandeg

Ponpes Minhajut Tholabah sendiri telah mengambil langkah antisipatif untuk mencegah masuknya paham radikal dan terorisme.

Selain memberikan pendidikan agama dan akademik yang seimbang, pondok ini juga rutin memutar film-film edukatif yang mengajarkan nilai-nilai akhlak kepada para santri.

Kewaspadaan masyarakat, terutama generasi muda, terus ditingkatkan, mengingat paham radikalisme masih berusaha mencari celah untuk menyusup dan mengubah tatanan kehidupan yang harmonis