Remaja Sehat Komponen Utama Pembangunan SDM Indonesia

Angka kejadian anemia di Indonesia terbilang masih cukup tinggi. Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 %, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik.

Kementerian Kesehatan telah melakukan intervensi spesifik dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja puteri dan ibu hamil. Selain itu, Kemenkes juga melakukan penanggulangan anemia melalui edukasi dan promosi gizi seimbang, fortifikasi zat besi pada bahan makanan serta penerapan hidup bersih dan sehat.

Baca Juga  Kabaharkam Polri Ke Lokasi Pencarian Korban Sriwijaya Air SJ 182

“Hal-hal yang harus dilakukan kepada para remaja adalah memastikan gizinya terpenuhi, fisiknya kuat, saya lihat dibeberapa program isi piringnya harus lengkap, rutin olahraga, yang mungkin contohnya harus dimulai dari Kementerian Kesehatan,” imbuhnya.

Menkes menegaskan bahwa pembangunan manusia Indonesia harus mencakup seluruh perkembangan baik fisik, kognitif, psikologis, dan sosial. Keempatnya harus berjalan beriringan dan berkesinambungan untuk mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkelanjutan, demi tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Baca Juga  Presiden Apresiasi Perjuangan dan Pengorbanan para Dokter

“Keempat tataran ini yang harus dilakukan bersama-sama, dan Kemenkes memiliki tanggung jawab yang besar untuk membangun di tataran fisik,” tutur Menkes.

407 tanggapan untuk “Remaja Sehat Komponen Utama Pembangunan SDM Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.