MENGATASI KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN SOSIAL
Indonesia saat ini menghadapi berbagai persoalan sosial yang kompleks, yang tidak hanya mengganggu kesejahteraan individu tetapi juga menghambat pembangunan nasional.
Permasalahan ini mencakup kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan sosial desa-kota.
Semua permasalahan ini berkontribusi pada ketimpangan sosial yang semakin meningkat.
Pertama, Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah yang telah ada sejak lama dan menjadi salah satu tantangan terbesar bagi pemerintah.
Data kemiskinan menunjukkan tren penurunan yang signifikan dan beberapa tahun terakhir.
Pada Maret 2024, angka kemiskinan tercatat sebesar 9.03%, menurun dari 9,36% pada Maret 2023.
Ini berarti jumlah penduduk miskin berkurang sekitar 0,68 juta orang, sehingga total penduduk miskin menjadi 25,22 juta orang (Humas Sekretariat Kabinet RI, dipublikasikan pada 5 juli 2024).
Meskipun ada penurunan angka kemiskinan, namun banyak penduduk masih rentan terhdap guncangan ekonomi dan fluktuasi harga barang kebutuhan pokok, yang membuat mereka terjebak dalam siklus kemiskinan.
Kedua, Pengangguran juga merupakan masalah serius yang berkontribusi pada kemiskinan.
Di negeri kita tingkat pengangguran pada tahun 2024 sebanyak 4,8%, artinya masih banyak orang menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak.
Tingginya angka pengangguran di Indonesia erat kaitannya dengan keterbelakangan pendidikan dan ketrampilan di kalangan generasi muda, yang menjadi salah satu penyebab utama.
Kondisi ini tidak hanya berpotensi meningkatkan tingkat kriminalitas, tetapi juga mengancam stabilitas sosial.
Beberapa faktor penyebab pengangguran meliputi pertumbuhan populasi yang pesat, kurangnya kesempatan kerja, meskipun pemerintah telah berupaya menurunkan angka pengangguran melalui program pelatihan ketrampilan dan pendidikan, langkah-langkah tersebut masih belum cukup untuk mengatasi akar masalahnya.
Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan dan pelatihan ketrampilan menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia.
Ketiga, Ketimpangan sosial antara daerah perkotaan dan perdesaan juga semakin melebar, dengan akses terhadap pendidikan dan kesehatan yang tidak merata menggambarkan terdapatnya kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat miskin yang paling rentan dan sering terpinggirkan.
Salah satu manifestasi dari masalah kesejahteraan social adalah fenomena gelandangan dan pengemis.
Diantara mereka mengemis karena tekanan ekonomi yang mendesak.
Selain itu kelompok yang rentan dan sering kali terabaikan adalah anak jalanan. Mereka menghadapi risiko tinggi terhadap eksploitasi dan kekerasan, seta kurangnya akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan.
Solusi yang Dapat Dilakukan Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan di Indonesia, terdapat beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan:
Pertama, Solusi untuk menangani masalah kemiskinan dengan pemberdayaan ekonomi.
Implementasi program-program seperti BAZNAS Micro finance dan Kampung Zakat yang fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Ini dapat membantu meningkatkan pendapatan dan kemandirian ekonomi penduduk miskin.
Kedua, Bantuan Sosial Berkelanjutan.
Melanjutkan dan memperluas program bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan pangan non-tunai untuk menurunkan beban pengeluaran keluarga miskin.
Ketiga, Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan.
Investasi dalam pendidikan dan pelatihan ketrampilan sangat penting untuk meningkatan daya saing tenaga kerja, terutama di generasi muda.
Dengan meningkatkan kualitas pendidikan melalui integrasi ketrampilan praktis dalam kurikulum, kita dapat mempersiapkan lulusan yang siap kerja dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Selain itu, upaya ini juga akan memperluas kesempatan kerja dengan mendorong pertumbuhan industri padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja yang terampil.
Dengan pendekatan ini, kita tidak hanya menciptakan tenaga kerja yang terampil, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Keempat, Interaksi Desa-Kota.
Penting untuk memahami bahwa desa dan kota tidak dapat dipisahkan, keduanya saling berinteraksi dalam satu simbiosis mutualistik.
Desa sering dianggap sebagai sumber keterbelakangan, namun pandangan ini keliru. Sumber daya alam dan manusia di desa sangat penting untuk mendukung perkembangan kota.
Oleh karena itu, solusi untuk mengatasi masalah di kota harus mencakup pemecahan masalah yang ada di desa.
Memastikan distribusi layanan sarana dan prasarana yang adil antara daerah perdesaan dan perkotaan.
Kelima, Pembangunan berkelanjutan dan perlindungan sosial merupakan dua aspek yang saling terkait dalam mengatasi permasalahan sosial di Indonesia.
Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan pendekatan holistik dengan mengembangkan program perlindungan sosial yang memberikan perhatian khusus kepada kelompok rentan seperti gelandangan, pengemis dan masyarakat miskin yang sering termarjinalkan.
Pemerintah harus melakukan intervensi yang tidak hanya bersifat sementara, tetapi juga menyentuh akar permasalahan.
Langkah-langkah ini meliputi: akses pendidikan, penciptaan lapangan kerja, dan layanan kesehatan.
Catatan Akhir
Permasalahan sosial di Indonesia sangat kompleks dan mencakup isu seperti kemiskinan, pengangguran dan ketidaksetaraan.
Untuk mencapai kesejahteraan sosial yang lebih merata, diperlukan langkah strategis yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
Pendekatan holistik dan perhatian terhadap kelompok marginal serta keterkaitan antara desa dan kota menjadi kunci dalam merancang kebijakan efektif.
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan kebijakan akan memperkuat upaya menuju kesejahteraan yang lebih berkelanjutan.
Dengan pendekatan terintegrasi yang mencakup pemberdayaan ekonomi, pendidikan, penciptaan lapangan kerja,dan perlindungan sosial, diharapkan tantangan kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial dapat diatasi secara efektif.
Pentingnya kolaborasi antar berbagai pihak dalam mengatasi masalah ini tidak dapat dipandang sebelah mata, karena keberhasilan dalam mengurangi kemiskinan dan pengangguran akan berdampak langsung pada stabilitas sosial dan ekonomi negara.
Dr. Ir. Mohammad Agung Ridlo, M.T.
Dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi) Fakultas Teknik Unissula (Universitas Sultan Agung) Semarang.
Sekretaris I Bidang Penataan Kota, Pemberdayaan Masyarakat Urban, Pengembangan Potensi Daerah, dan Pemanfaatan SDA, ICMI Orwil Jawa Tengah.
Sekretaris Umum Satupena Jawa Tengah