MENAGIH JANJI PRESIDEN PRABOWO UNTUK TRANSPORTASI PERKOTAAN
Layanan BisKita di Kota Bogor yang telah beroperasi sejak tahun 2022 ternyata sejak 1 Januari 2025 distop karena Pemerintah Pusat (Kementerian Perhubungan/ Kemenhub) tidak memberikan subsidi lagi,
Sementara Pemerintah Kota Bogor telah mengalokasikan anggaran subsidi Rp. 10 miliar untuk memberikan subsidi operasional,
namun hingga sekarang belum berproses, masih mencari payung hukumnya mengingat Teman Bus tersebut merupakan program Pemerintah Pusat (Kemenhub).
Namun menurut operator, dana sebesar Rp. 10 miliar tersebut hanya cukup untuk operasi selama enam bulan untuk 17 unit saja.
Lalu unit lain akan dikemanakan? Operator tidak mudah mengkomersialkan armada ini karena spec tempat duduknya berhadapan, bukan menghadap ke depan. Spec ini hanya cocok untuk angkutan perkotaan saja.
Selama ini tarif BisKita hanya Rp. 4.000,00 per penumpang.
Tarif ini jelas tidak akan mampu membiayai operasional Teman Bus, sehingga operator memilih menghentikan operasionalnya.
Di seluruh dunia, layanan angkutan umum berbasis bus itu memang hanya dapat bertahan dengan subsidi.
Tidak usah jauh-jauh, layanan Transjakarta (TJ) masih mampu bertahan sampai sekarang karena Pemprov DKI Jakarta memberikan PSO rata-rata di atas Rp 3,5 triliun setiap tahunnya.
Tragedi Layanan Angkutan Umum
Penghentian layanan BisKita ini jelas suatu tragedi layanan angkutan umum di perkotaan.
Selama ini, BisKita di Kota Bogor telah mampu melayani penumpang sebanyak 10.000 lebih sehari atau lebih dari 300.000 penumpang perbulan.
Berdasarkan survei, di atas 70% sebelumnya menggunakan motor. Artinya, dengan adanya layanan BisKita tersebut dapat mengurangi penggunaan sepeda motor untuk mobilitas sehari-hari.
Berkurangnya penggunaan sepeda motor itu dapat mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas yang berdampak pada kematian karena lebih dari 73% kecelakaan melibatkan sepeda motor.
BisKita yang awalnya dioperasikan oleh PT Kojari Bogor bekerjasama dengan Perumda Transpakuan antara 8 November – 31 Desember 2021) tersebut sejak 23 Januari 2022 – 31 Desember 2024 dioperasikan oleh PT KTA saja.
Kerugian Besar
Dengan berhentinya layanan sejak 1 Januari2025 secara otomatis 49 unit armada BisKita tidak beroperasi dan 130 pengemudinya pun terpaksa dirumahkan.
Kerugian terbesar tentu ditanggung oleh operator karena investasi yang dikeluarkan belum kembali, tapi mereka harus menanggung biaya pemeliharaan armada.
Sebab meskipun tidak dioperasionalkan, tapi armada itu tiap hari harus dibersihkan dan dinyalakan mesinnya agar tidak rusak.
PT Kojari sebelumnya adalah operator angkot di Kota Bogor. Mereka rela mengganti angkotnya dengan bus sedang karena diberi iming-iming kue subsidi yang menarik.
Ternyata di tengah perjalanan operator tersebut ditinggalkan begitu saja, dan harus menanggung kerugiannya sendiri.
Kerugian besar juga dirasakan oleh masyarakat yang kehilangan layanan angkutan umum yang berkeselamatan, aman, nyaman, dan terjangkau
setelah angkot yang dulu mereka pergunakan diganti dengan bus sedang yang ber-AC,
namun busnya kemudian tidak beroperasi lagi karena Pemerintah (Kemenhub) tidak peduli lagi dengan angkutan umum.
Di saat kondisi seperti inilah masyarakat pun kemudian menagih janji kepada Presiden Prabowo Subianto yang akan menggratiskan layanan angkutan perkotaan.
Salah satu janji Presiden Prabowo Subianto pada saat kampanye lalu adalah ingin menggratiskan layanan angkutan umum di perkotaan.
Tapi ternyata, yang tidak gratis pun dihentikan layanannya karena subsidinya dihentikan.
Sekarang saatnya masyarakat Kota Bogor dan sekitarnya menagih janji tersebut, agar Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan memberikan subsidi untuk layanan BisKita di Kota Bogor agar dapat beroperasi Kembali.
Darmaningtyas
peneliti INSTRAN (Inisiatif Strategis untuk Transportasi