Lakon “Srikandi Mbangun Kendal” Meriahkan Hari Jadi Kendal ke-420
JURNALJATENG.ID, KENDAL – Dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-420 Kabupaten Kendal, Pemerintah Kabupaten Kendal menggelar pagelaran wayang kulit di Alun-Alun Kendal pada Minggu malam, 27 Juli 2025.
Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, dalam sambutannya menyampaikan bahwa gelaran wayang kulit ini menghadirkan dalang asal Pemalang, Ki Mangun Yuwono, dengan lakon Srikandi Mbangun Kendal yang sarat dengan pesan moral serta nilai-nilai kepemimpinan.
“Saya menyambut baik dan mengapresiasi pagelaran wayang kulit ini. Terima kasih kepada para seniman, budayawan, dan seluruh masyarakat Kendal yang telah menjaga dan melestarikan tradisi warisan leluhur,” ujar Bupati yang akrab disapa Tika.
Menurutnya, wayang kulit merupakan salah satu pilar kebudayaan bangsa yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sarana penyampaian pesan moral dan sosial.
“Karakter dalam cerita wayang kulit memiliki nilai-nilai luhur yang mampu membentuk pribadi bermartabat serta membangkitkan semangat hidup yang lebih baik,” imbuhnya.
Ia menambahkan, di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang kian pesat, seluruh elemen masyarakat memiliki tanggung jawab untuk menjaga budaya lokal agar tidak tergeser oleh budaya asing.
“Melalui momentum Hari Jadi Kendal ke-420 ini, kami berupaya melestarikan budaya nasional seperti seni wayang kulit, agar generasi muda mengenal dan mencintai warisan budaya asli daerahnya,” tegas Tika.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa peringatan Hari Jadi Kendal juga diramaikan dengan berbagai kegiatan, mulai dari sosial, olahraga, pendidikan, pemberdayaan ekonomi hingga hiburan untuk masyarakat.
“Setelah ini, akan digelar Kendal Open Fair pada 10–16 Agustus 2025. Penutupan acaranya pada 16 Agustus nanti akan dimeriahkan dengan sholawatan bersama Gus Azmi,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal, Ferinando Rad Bonay, menyampaikan bahwa pagelaran wayang kulit ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemkab Kendal dengan Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Kendal.
“Wayang merupakan budaya asli Indonesia yang sangat diminati masyarakat. Kegiatan ini menjadi wujud komitmen kami dalam melestarikan budaya lokal,” pungkasnya.
Sebelum pagelaran wayang, warga disuguhi beragam pertunjukan seni tradisional pada siang harinya.
Beberapa kesenian di antaranya adalah kuda lumping, seni barongan, dan atraksi kesenian rakyat lainnya yang turut memeriahkan peringatan hari jadi daerah tersebut.