AlertGigs Siap Ramaikan Langit Semarang: Pyong-Pyong hingga Sycho Wayne Tampil di Panggung Rooftop
SEMARANG, JURNAL JATENG.id – Event Organizer Pakulargan akan menghadirkan konser musik bertajuk AlertGigs pada Sabtu, 24 Mei 2025.
Menariknya, konser ini digelar di lokasi yang tak biasa—Bleusky Lounge Bar di lantai teratas Grand Edge Hotel Semarang.
Pemilihan venue ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana yang lebih santai dan kasual, sekaligus membuka ruang interaksi yang lebih dekat antara musisi dan penonton.
Wakil Penanggung Jawab AlertGigs, Shin Marqueila mengatakan Bleusky Lounge Bar di pilih karena cocok untuk genre pop, rock, alternative, dan sejenisnya.
Nuansa semi-outdoor, fasilitas live music, serta vibes yang santai menjadikannya tempat ideal untuk pertunjukan musik.
“Berada di rooftop Grand Edge Hotel, pengunjung juga akan disuguhi pemandangan kota dan kolam renang yang menambah kesan eksklusif,” ujar Shin Marqueila pada wartawan Minggu 11 Mei 2025
Dari sisi line-up, konser ini tak kalah menarik. Band pop punk legendaris Semarang, Pyong-Pyong, dipastikan tampil.
Band yang telah aktif sejak 1999 ini terdiri dari Adit (vokal & bass), Pandu (gitar & vokal), Bayu (drum), dan Danan Fajar (gitar).
“Pyong-Pyong punya sejarah panjang di skena pop punk Semarang. Mereka bukan hanya pionir, tapi juga konsisten berkarya dan punya basis penggemar yang solid.
Kami yakin kehadiran mereka bisa menjembatani generasi lama dan baru dalam menikmati musik alternatif,” tambah Shin.
Selain Pyong-Pyong, dua band lain juga turut meramaikan panggung: North Harbour (reggae) dan Sycho Wayne (rock).
“Genre reggae dan rock sudah lama membentuk komunitas musik independen yang erat dan loyal di kota ini. AlertGigs ingin menghidupkan kembali semangat itu,” katanya.
Bagi penonton dari Semarang maupun luar daerah, informasi tiket dan rundown acara dapat diakses melalui media sosial resmi Pakulargan dan AlertGigs.
Sementara itu, Ketua EO Pakulargan, Iqbal, menyebut bahwa AlertGigs bertujuan membangkitkan kembali semangat musik alternatif di Semarang—khususnya genre yang punya komunitas kuat seperti pop punk dan rock.
“Ini bukan sekadar hiburan, tapi ruang temu bagi musisi dan pendengar, tempat untuk saling terhubung dan menguatkan ekosistem musik independen di kota ini,” jelasnya.
Ia pun berharap Pakulargan terus menjadi wadah bagi para musisi lokal yang sedang mencari ruang untuk berkarya.
“Kami akan terus membuka panggung bagi siapa pun yang ingin berkembang dan mengekspresikan diri lewat musik,” pungkasnya.
