Mencanting Asa di Atas Kain Putih: Siswa SMPN 02 Semarang Belajar Cinta Budaya Lewat Batik

Suassna belajar membatik oleh siswa SMPN 2 Semarang

Di aula Pasar UMKM Johar Selatan Baru Semarang, suasana pagi itu tampak berbeda dari biasanya. Deretan meja disulap menjadi ruang kerja kreatif.

Di atasnya, kain putih atau tas yang terbentang di lantai , sementara tangan-tangan kecil siswa memegang canting dengan hati-hati.

Lilin cair menetes perlahan, membentuk pola di atas kain — sebagian masih goyah, sebagian lagi sudah mantap.

Suara tawa kecil sesekali terdengar di antara keseriusan mereka.

Sebanyak 284 siswa mengikuti pelatihan membatik yang diadakan sekolah bekerja sama dengan Lembaga Keterampilan dan Pelatihan (LKP) UMKM Johar Selatan.

loading...

Kegiatan ini bukan sekadar pengisi waktu luang, melainkan langkah nyata untuk menumbuhkan kreativitas, semangat kewirausahaan, dan cinta terhadap budaya lokal sejak dini.

Mengenal Warak Ngendog, Ikon Kota Sendiri

Pelatihan kali ini mengusung motif Warak Ngendog — simbol khas Kota Semarang yang merepresentasikan kebersamaan dalam keberagaman.

“Lewat batik, anak-anak belajar mengenal identitas kotanya sendiri,” ujar Aik Solikati, Ketua LKP UMKM Johar Selatan.

“Setiap goresan punya makna. Kami ingin mereka sadar bahwa budaya itu bukan sesuatu yang jauh, tapi bisa mereka sentuh dan ciptakan sendiri.

Baca Juga  Protes Massa Tuntut Keadilan atas Penembakan Siswa SMKN 4 Semarang

”Selain teknik mencanting dan mewarnai, siswa juga diperkenalkan pada jenis-jenis kain, alat membatik, serta filosofi di balik motif.

Dengan cara ini, proses belajar menjadi lebih bermakna — tidak sekadar praktik seni, tetapi juga pengenalan nilai dan makna budaya.

Belajar Sabar dan Kreatif

Membatik menuntut kesabaran, ketelitian, dan ketekunan. Di sinilah, menurut Aik, nilai-nilai karakter tumbuh dengan sendirinya.

“Anak-anak belajar bahwa keindahan lahir dari proses. Mereka harus telaten dan hati-hati agar hasilnya bagus. Ini latihan karakter juga, bukan cuma keterampilan,” tuturnya.

Selain itu, kegiatan ini menjadi sarana bagi siswa untuk mengasah rasa percaya diri dan kreativitas.

Hasil karya mereka bukan sekadar tugas sekolah, tetapi wujud ekspresi diri yang bernilai seni dan budaya.

Sinergi untuk Pendidikan Karakter

Pelatihan membatik ini dibuka secara resmi oleh Wali Kota Semarang yang diwakili Pj Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Aniceto Magno da Silva.

Turut hadir pula Mas Fandhi dari KNPI Kota Semarang dan Ibu Sri, Wakil Kepala Sekolah SMPN 02 Semarang.Bu Susi

Mereka memberikan apresiasi atas inisiatif ini sebagai bagian dari upaya memperkuat pendidikan karakter dan menumbuhkan kebanggaan terhadap budaya lokal di kalangan pelajar.

Baca Juga  Ulah Gangster Bikin Resah, Pj Gubernur Jateng: Perlu Ada Shock Terapy

“Kegiatan seperti ini harus terus dilakukan. Anak-anak bukan hanya belajar teori, tapi juga praktik nyata bagaimana mencintai budayanya,” ujar Aniceto.

Dukung Pasar Tradisional dan UMKM

Pelatihan ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk menghidupkan kembali pasar tradisional yang kini mulai tergeser oleh sistem digital.

LKP UMKM Johar Selatan berencana membantu memasarkan hasil karya siswa agar memiliki nilai jual, sehingga anak-anak dapat memahami konsep kewirausahaan sejak dini.

“Kami ingin mengajarkan bahwa karya budaya bisa punya nilai ekonomi. Anak-anak bisa belajar bahwa batik bukan hanya seni, tapi juga peluang,” kata Aik.

Menorehkan Harapan di Kain Putih

Ketika pelatihan berakhir, halaman sekolah berubah menjadi galeri mini. Kain-kain batik hasil karya siswa dijemur berderet, menampilkan warna-warna cerah dengan pola Warak Ngendog yang beragam.

Pemandangan itu menjadi simbol semangat baru bagi para siswa SMPN 02 Semarang — semangat untuk berkarya, berbudaya, dan mencintai kotanya sendiri.

Aik menutup kegiatan dengan pesan yang sederhana namun bermakna:

“Kami ingin anak-anak punya warna baru dalam belajar — bukan hanya akademik, tapi juga keterampilan hidup dan rasa cinta terhadap kebudayaan kotanya sendiri.”

Baca Juga  DPR RI Fadholi Soroti Pendangkalan Sungai Di Kendal, Salah Satunya Kali Damar Bendungan Timbang-Weleri

Dari goresan canting di atas kain putih, lahirlah generasi muda yang tak hanya kreatif, tapi juga berakar kuat pada budaya mereka sendiri.

Atik mengajak sekolah lain untuk ikut meramaikan pasar Johar dengan edukasi pelatihan dan tour pasar