Tim Peneliti BIMA Dikti Ungkap Kerugian Akibat Pembajakan Film Capai Rp2 Triliun, Tawarkan Solusi Terintegrasi

JURNALJATENG.id – Tim Penelitian Terapan BIMA Dikti yang dipimpin Dr. Daniel Susilo memaparkan hasil riset yang mengungkap potensi kerugian ekonomi tahunan akibat pembajakan film di Indonesia mencapai lebih dari Rp2 triliun.

Temuan ini disampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Uji Pendahuluan Alat Ukur dan Modul dengan Stakeholder dan Badan Perfilman Indonesia” yang digelar di Novotel Gajah Mada, Jakarta, Selasa (8/7/2025).

FGD ini dihadiri pemangku kepentingan utama industri film, seperti AVISI, APROFI, APFI, IFDC, GPBSI, KFT Indonesia, Lembaga Sensor Film (LSF), serta perwakilan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Prosfisi.

Dr. Daniel Susilo: Sosok di Balik Riset Komprehensif

Penelitian ini diketuai oleh Dr. Daniel Susilo, Dosen Lektor Kepala (Associate Professor) dan peneliti bereputasi internasional.

Ia juga menjabat sebagai Research Fellow di INTI International University Malaysia, serta pernah menjadi Visiting Researcher di Waseda University, Jepang dan Leiden University, Belanda.

Baca Juga  FSPIP Jateng Serukan Pilkada Damai dan Perjuangkan Hak Buruh di Tengah Tantangan Industri

Ia didukung oleh tim peneliti lintas institusi, antara lain Dr. Endik Hidayat (BRIN), Dr. Hilarius Bambang Winarko, dan Marchelina Febe S., M.Si. dari bidang psikometri.

loading...

Temuan Kunci: Perilaku Menonton dan Faktor Pendorong Pembajakan

Penelitian yang dilakukan pada 2023–2024 terhadap 1.200 responden di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bali ini mengungkapkan:

Prevalensi tinggi: 31,9% responden mengaku mengakses film secara ilegal.

Motif utama:

Alasan ekonomi (56,5%) dan variasi pilihan film (39,1%).

Faktor pendorong: Akses praktis dan murah (65%), rendahnya literasi hak cipta, serta mudahnya mengakses konten ilegal.

Tempat akses: 78,3% menonton dari rumah.

Meski pembajakan tinggi, ada harapan: 91,6% responden menyukai film karya sineas Indonesia, dan 84,7% menilai kualitas film nasional setara dengan film asing.

Baca Juga  Pemdes Rejosari, Marahi Pengembang Tak Berijin

Model LAP: Solusi Terpadu Hadapi Pembajakan

Menjawab tantangan tersebut, tim peneliti mengembangkan Model Literasi-Apresiasi-Preventif (LAP), pendekatan holistik yang menggabungkan edukasi, peningkatan apresiasi, dan langkah preventif.

“Pembajakan adalah musuh bersama yang mengancam ekosistem ekonomi kreatif. Kerugian lebih dari Rp2 triliun bukan angka sepele,” ujar Dr. Daniel.

“Model LAP kami rancang untuk membangun kesadaran, apresiasi publik, dan sistem pencegahan yang konkret. Ini harus melibatkan teknologi, kebijakan, dan peran aktif komunitas.”

Target penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman hak cipta sebesar 25% dan menurunkan akses ilegal sebesar 15%.

Uji coba model dilakukan bersama Badan Perfilman Indonesia di lima kota utama: Jakarta, Medan, Makassar, Bandung, dan Surabaya pada Juli–September 2025.

Baca Juga  Kapolda Jateng: Tutup Ruang Untuk Kelompok Intoleran