Panen Tembakau di Lereng Merbabu: Harapan Tinggi di Tengah Cuaca Bersahabat
BOYOLALI, JURNALJATENG.id – Memasuki bulan September, para petani di lereng Gunung Merbabu, Kabupaten Boyolali, masih terlihat memetik hasil dari kerja keras mereka selama setengah tahun terakhir.
Panen tembakau yang berlangsung sejak Agustus ini menjadi puncak aktivitas pertanian di wilayah tersebut, setelah masa tanam dimulai pada Maret 2024.
Para petani menyatakan bahwa kondisi cuaca selama proses tanam hingga panen sangat mendukung, sehingga mereka optimistis dengan hasil tahun ini.
Cuaca menjadi faktor penting dalam keberhasilan panen tembakau tahun ini. Dari Maret hingga Mei, curah hujan yang cukup, tidak berlebihan, memberikan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan bibit tembakau yang disemai.
Selanjutnya, memasuki bulan Juni hingga September, musim kemarau dengan panas yang stabil menjadi pendukung utama dalam proses pengeringan daun tembakau. Ini menjadi faktor penting dalam menjaga kualitasnya.
“Petani di sini menggunakan rindik atau biji tembakau berkualitas yang disediakan melalui program kerja sama dengan perusahaan tembakau,” ungkap Pak Jito, salah seorang warga di Gladagsari.
Menurutnya, kemitraan ini sangat membantu, terutama dalam menyediakan alat-alat modern seperti mesin perajang tembakau yang mempermudah proses panen. “Dulu, kami harus merajang secara manual, sekarang lebih cepat dan hasilnya juga lebih rapi,” tambahnya.
Proses panen tidak hanya terbatas pada pemetikan daun tembakau. Setelah dirajang dengan mesin, daun-daun tembakau dijemur di halaman rumah atau pinggir jalan.
Proses penjemuran ini memerlukan ketelitian, sebab kelembaban dan suhu dapat memengaruhi kualitas tembakau. Tembakau yang kering sempurna kemudian dikemas menggunakan pembungkus khusus sebelum dijual ke pabrik.
Menurut Pak Jarwadi, petani lain dari desa yang sama, kualitas tembakau sangat menentukan harga jual. “Daun tengah adalah yang paling bernilai, karena teksturnya yang halus dan rasanya yang kuat,” katanya.
Harga tembakau kering untuk daun berkualitas tinggi tahun ini memang lebih baik, tetapi masih ada kekhawatiran mengenai persaingan di pasar global.
Pada musim ini antusiasme para petani tetap tinggi. Mereka berharap panen tembakau tahun ini dapat mendongkrak pendapatan mereka.
Dengan keuntungan yang dihasilkan, para petani berharap dapat melunasi modal pinjaman yang digunakan untuk bertani, membeli ternak atau properti, dan yang lebih penting lagi, menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
“Panen kali ini cukup baik dari tahun lalu. Petani berharap ini terus berlanjut agar hasilnya bisa menutupi biaya tanam dan bisa menabung untuk musim tanam berikutnya,” ujar Jito menutup perbincangan.
(Anton/JJid)