Ponpes Budaya Dalem Wongsorogo Gelar Wayang,Hadirkan Ki Sujiwo Tejo

Pengasuh ponpes Kebudayaan Ndalem Wongso, Kiai Paox Iben Mudhaffar secara simbolis menyerahkan Wayang Pada Ki Sudjiwo Tejo.

KENDAL Jurnaljateng.id – Pengasuh Pondok Pesantren dan Kebudayaan Ndalem Wongsorogo, Brangsong Kendal, mengelar Hari Wayang sekaligus Harlah Pesantren Ndalem Wongsorogo digelar hari senin tanggal 11-12 Selasa malam (12/11/2024).

Rangkaian acara Pentas wayang diikuti oleh peserta tingkat SMP dan SMA di bawah naungan dinas Kebudayaan kabupaten kendal.

Dalang cilik Riski Maulana dengan lakon cakra ningrat mengisi acara pada siang hari. Selanjutnya Pentas wayang dalang Hanif dengan Lakon kikis Tunggorono.Pentas wayang selanjutnya Dalang Cilik Sindu dengan lakon Bimo Suci.

Pada Puncak acara di isi oleh dalang Ki Sujewo Tejo dengan lakon Sang Jarasandra.

Kiai Paox Iben Mudhaffar saat sambuatan dalam acara Wayangan dan mengatakan, setiap tanggal 7 November diperingati sebagai Hari Wayang Sedunia.

“Di mana tanggal 7 November, wayang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO, dan wayang menjadi budaya asli Indonesia,” ujarnya.

Kiai Paox juga mengungkapkan, acara adalah dalam rangka satu tahun revitalisasi pesantren dan Kebudayaan Ndalem Wongsorogo. Selain itu juga sebagai Merti Desa Sidorejo, Brangsong yang terbentuk dari penggabungan dua desa, yaitu Kalijaran dan Srogo, pada 28 November 1928.

loading...
Baca Juga  Bangun Silaturohmi, KOBAR Lakukan SOTR Dengan Warga Magelang

Dirinya juga menyebut, karena sekarang sedang musimnya pemilihan kepala daerah (Pilkada), maka dalam pagelaran juga melibatkan penyelenggara Pemilu, yaitu KPU dan Bawaslu, untuk mensosialisasikan pelaksanaan Pilkada Serentak 2024.

“Ya kita ingin dong, Pilkada berjalan damai, aman dan lancar, pemilihnya juga mempunyai pemikiran yang dewasa, serta para paslon lebih mengedepankan visi-misi, yang bagi kami adalah membawa pesan kebudayaan. Maka atas izin dari Bawaslu kami juga mengundang ketiga Paslon Pilkada Kendal untuk bisa hadir dalam acara ini,” ungkap Kiai Paox.

Sedangkan terkait pagelaran wayang kulit, karena dalam penyebaran Agama Islam di nusantara, para pendahulu menggunakan wayang sebagai media pendekatan dengan masyarakat.

“Memang wayang itu tradisi Hindu dari India, namun kemudian oleh Para Wali Songo diadaptasi, diasimilasi dan diperbaiki. Terutama Sunan Bonang, Sunan Giri dan Sunan Kalijaga. Sehingga akhirnya wayang identik dengan kebudayaan Islam,” jelas Kiai Paox.

“Tapi dalam perjalannya, wayang ini tidak diopeni (dipelihara-red), oleh kalangan Islam, oleh kalangan pesantren. Malah yang ngopeni adalah kalangan-kalangan lain. Jadi wayangan seharusnya juga jadi identitas santri juga,” imbuhnya.

Baca Juga  Pelaku Seni dan Budaya Diharapkan Untuk Terus Berkarya

Sebelumnya, Ketua Panitia sejaligus Ketua Yayasan Darul Mudhaffar, Thohir Ardana saat membuka acara dalam sambutannya menyampaikan, pagelaran wayang kulit dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional sekaligus hari ulang tahun (harlah) kesatu Pondok Pesantren dan Rumah Kebudayaan Ndalem Wongsorogo.

“Kita seharian menyuguhkan Pementasan Wayang Kulit dengan menghadirkan Dalang Cilik, Rizki Maulana yang mengambil lakon Cakra Ningrat. Kemudian lakon Kikis Tunggorono oleh Dalang Cilik, Hanif, dan lakon Bimo Suci dengan Dalang Cilik Sindu, serta menghadirkan Dalang Fadli,” bebernya.

Untuk puncak acara, Pementasan Wayang Kulit menghadirkan Budayawan dan Sastrawan, sekaligus Dalang terkenal, Ki Sujiwo Tejo, membawakan lakon Sang Jarasandha dan Wayang Jagongan, yang dalam pementasan diisi dengan diskusi terbuka, sekaligus ruwatan.

Ardana berharap, terselenggaranya acara pagelaran wayang tersebut, berkat sinergitas yang baik dengan beberapa pihak, dalam rangka menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap seni wayang kulit dan melestarikan nilai nilai luhur yang terkandung dalam cerita pewayangan.

“Semoga semua rangkaian acara dapat terlaksana dengan lancar, dan dapat dirasakan manfaatannya oleh masyarakat. Baik dari segi pendidikan, nilai luhur, maupun sosial budaya,” ungkap Ardana.

Baca Juga  Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Shalat Id Di Istana Bogor

Kepala Desa Sidorejo, Edi Kadarisman mengungkapkan, pihaknya mendukung digelarnya acara, dalam rangka Harlah pondok pesantren, sekaligus memperingati Hari Wayang Sedunia 2024.

“Melaui Pementasan Wayang, dan ruwat desa sidorejo diharapkan masyarakat dan generasi muda lebih mencintai budaya kesinian Wayang,meningkatkan silaturahmi antar warga dan masyarakat kendal, Pungkasnya.
(JJID/SFK)