Wali Kota Semarang Hendi Ke “Bamag”: Yang 2100 Penderita Kemana
SEMARANG, jurnaljateng.id, Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Kota Semarang melakukan audensi dengan walikota Semarang, ada tiga hal yang di bicarakan dan di bahas dalam pertemuan tersebut dan jumlah penderita Covid yang mencapai 2100penderita.
Ketua Bamag kota Semarang Pdt Bambang Mulyono, S.Th, MA Memimpin langsung audiensi kepada Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dengan pangilan akrabnya Hendi di Balai Kota Semarang jalan Pemuda Semarang, Senin (21/9/2020). Menyampaikan permohonan untuk menjadi dewan penasehat dan sekaligus pelantikan kepengurusan yang baru periode 2020-2025.
Dalam pembicaraan dengan Wali Kota Semarang ada tiga hal pokok yang disampaikan, pertama tentang protokol kesehatan dalam menjalankan ibadah di gereja.
Gereja-gereja yang melakukan ibadah di wilayah kota Semarang melakukan protokol kesehatan secara ketat, jemaat gereja yang masuk hanya di batasi 50persen. Anak-anak di bawah 15tahun dan orang tua di atas 60tahun diminta untuk melakukan ibadah secara daring.
“Kami batasi jemaat, hanya 15 sampai 60tahun, 60tahun ke atas sudah nggak boleh rentan, prinsipnya empat M, M yang ke empat adalah Misbah Doa” ujar Pdt. Henoch. M.Th
Kedua, tentang perijinan tempat ibadah. Dalam proses perijinan ibadah agar tidak menemui kendala di lapangan, meminta pemerintah Kota Semarang memfasilitasi.
“Di Kota Semarang ada sebanyak 2540Sekian tempat ibadah baik masjid, klenteng gereja dan tempat ibadah lainya belum ada ijin prinsip, belum punya ijin tapi sudah dipakai. Ini melalui FKUB di godok dan di lingkungan, kalau ini sudah selesai menghadap pak Wali Lagi,” Papar. Pdt. Bambang Mulyono.S.Th, MA
Ketiga, Permohonan dari Bamag, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi untuk bersedia menjadi Dewan Penasehat Bamag Kota Semarang sekaligus melantik pengurus baru periode 2020-2025.
Dalam kesempatan yang sama tanggapan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengapresiasi gereja-gereja yang melakukan peribadatan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
“Ya di jagain pak, itu wastafel, kita kalau mau berdampingan dengan Covid katanya harus begitu, sudah di ikutin aja protokol,” ujar Hendi.
Terkait perijinan Pemerintah Kota Semarang akan memfasilitasi dan telah memfasilitasi, Komnas HAM juga memfasilitasi untuk memediasi permasalahan yang terjadi Gereja Baptis GBI Tlogosari Kulon yang saat ini sudah bisa diatasi antar warga. jika semua prosedure telah di jalankan Pemkot akan menerbitkan ijinnya.
“Pada intinya semua harus bersepakat, bahkan Pemkot pun juga harus sepakat,” paparnya.
Diakhir perbincangan, Hendi menerima permohonan Bamag Kota Semarang sebagai Dewan Penasehat juga sekaligus melantik pengurus baru Bamag Kota Semarang yang di rencanakan Kamis 24 September 2020 di Kantor Walikota Kota Semarang, Jalan Pemuda Semarang.
“Hari kamis jam 11 atau jam 12, sekaligus dengan beberapa orang bersama pesertanya, ya begitu,” jelasnya.
Selain membicarakan pelantikan dan protokol kesehatan, Hendi menjelaskan anggapan Kota Semarang menjadi kota tertinggi penderita Covid se-Indonesia itu salah. Melalui pemaparan dengan menghitung jumlah rumah sakit dan jumlah ruang yang disediakan rumah sakit mustahil kalau jumlah penderita sampai 2500penderita, sedang kan hasil laporan rumah sakit ruang isolasi baru di huni beberapa persen.
“Ini orang mungkin masih mengatakan, yo wae pak wali mbeloni kotane (iya saja pak wali membela kotanya). Ok saya punya argumen lain. Kita sudah konsolidate ke bawah sama pak wido sama dokter raka. Semua rumah sakit yang nangani Covid, semua jumlah kamarnya kita jumlah plus yang di karantina rumah dinas dan diklat itu nggak lebih dari 1100 dan mereka rata-rata terisi 20persen, 30persen ada yang 50persen. Rata-rata kita total semua 40persen, nah yang 2100 kemana,” pungkasnya.
(HENDRI/JJID)