Atasi Persoalan Sampah, DLH Kota Semarang Gelar FGD Pengelolaan Sampah

SEMARANG, JURNALJATENG.id– Banyaknya sampah yang belum dikelola oleh warga membuat pemerintah kota Semarang merasa perlu untuk mendorong warga untuk memanfaatkannya dengan mengelola agar sampah bisa bernilai ekonomi.

Upaya itu dilakukan Pemkot Semarang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema Pengelolaan Sampah dan Sosialisasi Pembayaran Retribusi Kebersihan Secara Non-Tunai.

Acara berlangsung di Kelurahan Peterongan, Kecamatan Semarang Selatan, pada Selasa, 15 April 2025 diikuti oleh puluhan warga dari berbagai elemen masyarakat.

FGD ini dihadiri oleh anggota Komisi C DPRD Kota Semarang: Nunung Sriyanto Wachid Nurmantyo, dan Irwan Leokita sebagai narasumber

Hadir pula Lurah Peterongan Ermawati serta perwakilan dari DLH Kota Semarang.

Baca Juga  Masa New Normal Pedagang dan Produsen Batik Pekalongan Mulai Mengeliat

Sebanyak 50 peserta dari berbagai unsur seperti PKK, Kelompok Wanita Tani (KWT), dan pengelola bank sampah dari beberapa kelurahan di Kecamatan Semarang Selatan mengikuti kegiatan tersebut.

Dalam sambutannya, Wachid Nurmantyo menekankan pentingnya pengelolaan sampah berbasis masyarakat sebagai langkah konkret menuju lingkungan berkelanjutan.

loading...

Sementara itu, Irwan Leokita menyoroti peran aktif masyarakat dalam pengurangan beban sampah harian Kota Semarang yang mencapai 1.200 ton, serta potensi ekonomi dari pengolahan sampah organik.

Nunung Sriyanto juga menegaskan bahwa DPRD memiliki tanggung jawab untuk turut mendorong penyelesaian persoalan sampah melalui program lintas sektor.

Baca Juga  Anak Aktivis Buruh Ikut Peringatan May Day 2025 di Semarang, Soroti Kasus TPPO

Setelah FGD, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan eco-enzyme—larutan hasil fermentasi limbah organik seperti buah dan sayur yang dapat dimanfaatkan sebagai pembersih alami, penghilang bau, hingga pupuk tanaman.

Para peserta juga dibekali keterampilan budidaya maggot, yaitu larva lalat BSF (Black Soldier Fly) yang efektif menguraikan sampah organik sekaligus bernilai ekonomis sebagai pakan ternak.

Melalui kegiatan ini, diharapkan tumbuh kesadaran serta partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah, sekaligus membuka peluang ekonomi sirkular yang ramah lingkungan.