Cegah Stunting Sejak Dini, DPRD Semarang Dorong Kesiapan Generasi Emas 2045

SEMARANG, JURNAL JATENG.id –Anggota DPRD Kota Semarang, Anang Budi Utomo, menegaskan pentingnya pencegahan stunting sejak dini untuk memastikan kesiapan generasi muda menyongsong Indonesia Emas 2045.

Hal itu disampaikannya saat meninjau kegiatan Pekan Imunisasi Dunia di Posyandu Kuncup Melati, Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, baru-baru ini.

“Anak-anak sekarang adalah generasi Indonesia Emas 2045. Saat itu mereka akan berada di usia produktif, jadi jangan sampai mereka justru terdampak stunting,” ujar Anang, yang juga menjabat Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang.

Politisi Partai Golkar ini menekankan bahwa pencegahan harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari memantau Lingkar Lengan Atas (LiLA) ibu hamil hingga menjaga pola makan anak yang pernah mengalami stunting.

Baca Juga  Kekerasan Anak, FORKOMMAS Jateng Mohon Keadilan Kapolda dan KOMNAS Anak RI

“Faktor pemicunya bisa beragam, misalnya ibu hamil yang kesulitan makan saat ngidam. LiLA ibu hamil idealnya minimal 23 cm. Untuk anak yang pernah stunting, asupan gizi harus terus dijaga agar tidak kambuh,” jelasnya.

Mengenai program Makan Bergizi Gratis, Anang mengungkapkan bahwa saat ini masih dalam tahap uji coba.

“Targetnya, pada 2025 sekitar 40 persen anak-anak sasaran sudah bisa menerima manfaat program ini,” tambahnya.

loading...

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Mochamad Abdul Hakam, menyebutkan bahwa wilayah Semarang Utara masih mencatat kasus stunting tertinggi, dengan sekitar 400 kasus.

Baca Juga  Sidang Pleno Bamag Kota Semarang Periode 2020-2025

Secara keseluruhan, angka stunting di Kota Semarang meningkat menjadi 2,7 persen, atau sekitar 2.100 kasus, pada periode Januari–Maret 2025.

Hakam menekankan bahwa penanganan stunting membutuhkan kerja sama lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD), seperti Dinas Perkim, DLH, DP3A, dan Bappeda.

Ia juga menyoroti pentingnya edukasi kepada masyarakat, terutama generasi muda, melalui komunitas seperti Karang Taruna dan Pramuka untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya stunting.