Jepara Makin Memerah, Di Butuhkan Kepedulian Masyarakat
JEPARA, JURNALJATENG.id – Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Jepara dr. M Fakhrudin mengatakan, sejak Kamis (11/06/2020) hingga Minggu (14/06/2020), jumlah pasien terkomfirmasi positif Covid-19 sebanyak 41 orang.
Dalam rentang waktu empat hari, pasien positif Covid-19 mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Hal ini yang membuat Jepara makin memerah.
dr. M Fakhrudin berharap, masyarakat menyikapi lonjakan tersebut dengan baik. Dia sangat mengharapkan masyarakat semakin peduli untuk bersama-sama memutus mata rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19 dengan menjalankan protokol kesehatan secara sungguh-sungguh dan ketat.
Dia mengatakan, wajar kalau masyarakat yang peduli dengan kesehatan Covid-19 terkejut. Dia menginginkan agar hal tersebut berdampak positif yang dapat merubah paradigma dan pola hidup masyarakat dengan menjalankan protokol kesehatan terkait Covid-19.
“Tapi kalau terkejutnya hanya sekejap, lalu setelah itu balik lagi menjadi tidak peduli, ya, sama saja,” Katanya, Selasa (16/06/2020).
Tenaga kesehatan puskesmas mendapat prioritas untuk menjalani Rapid test yang wilayahnya terpapar Covid-19. Mereka di pastikan kontak langsung dengan pasien yang positif Covid-19. GTPP Covid-19 Kabupaten Jepara menargetkan rapid test tenaga kesehatan Puskesmas di wilayah tersebut harus segera diselesaikan begitu wilayah kerjanya terpapar.
“Kami dahulukan puskesmas-puskesmas yang wilayahnya sudah terpapar kasus positif Covid-19,” jelasnya.
Bagi mereka yang reaktif, ungkap Fakhrudin, langsung dilakukan swab untuk memastikan positif atau negatifnya dari Covid-19. Pemerintah daerah, memberikan fasilitas bagi tenaga kesehatan yang reaktif untuk menjalani isolasi mandiri di hotel yang telah disediakan. Namun, biasanya hanya sebagian yang mau, sedangkan sebagian lainnya memilih isolasi mandiri di rumah.
Ditambahkan, GTPP Covid-19 Kabupaten Jepara siap melakukan rapid test, berapapun jumlah yang dibutuhkan. Karena, di Jepara sudah ada 40 dokter puskesmas yang bisa melakukan rapid test.
“Itu belum termasuk dokter yang ada di rumah sakit,” bebernya.
Bahkan, lanjut Fakhrudin, pengambilan sampel swab tak lagi hanya dilakukan di rumah sakit seperti pada awal-awal pandemi.
“Sekarang Puskesmas bisa. Bahkan ada yang kami lakukan on site,” tandasnya.
(KIJT/JJID)