Prakiraan Cuaca BMKG untuk September 2024: Dampak pada Sektor Pertanian
SEMARANG, JURNALJATENG.id — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis prakiraan cuaca terbaru untuk bulan September 2024, menyoroti variasi signifikan dalam curah hujan yang akan berdampak pada berbagai wilayah di Indonesia. Berdasarkan data terkini, diperkirakan bahwa sekitar 50,94% wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan di atas normal, sementara 36,19% wilayah diprediksi akan mengalami curah hujan normal, dan 12,87% wilayah akan menghadapi kondisi lebih kering dari biasanya.
BMKG juga memperkirakan bahwa dari September 2024 hingga Februari 2025, beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami curah hujan kurang dari 100 mm per bulan. Area yang diprediksi mengalami curah hujan di bawah 100 mm/bulan mencakup sebagian Sumatra Selatan, Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, serta beberapa bagian Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua Selatan.
Dalam rilis IPB University pada bulan Juni lalu, Prof. Ernan Rustiadi, Wakil Rektor IPB University bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Agromaritim, mengungkapkan bahwa fenomena La Niña diperkirakan akan terjadi antara Juli hingga September 2024. La Niña, yang ditandai dengan penurunan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, dapat menyebabkan peningkatan curah hujan yang signifikan.
Fenomena ini berpotensi berdampak luas pada sektor pertanian, di mana penjadwalan penanaman mungkin terganggu oleh pola hujan yang tidak menentu. Selain itu, perubahan dalam curah hujan juga dapat mempengaruhi ketersediaan dan distribusi pupuk, sehingga memerlukan penyesuaian dalam pengelolaan sumber daya pertanian guna memaksimalkan hasil produksi.
Yang mungkin perlu di waspadai bahwa pola cuaca ini akan memiliki dampak signifikan pada sektor pertanian. Di wilayah dengan curah hujan di atas normal, petani harus siap menghadapi risiko banjir yang dapat merusak lahan pertanian dan menghambat proses tanam serta panen. Penyesuaian sistem irigasi dan pembangunan embung perlu diperhatikan guna mengurangi dampak banjir di daerah dengan sistem drainase yang buruk.
Dua hari yang lalu BMKG juga memperingatkan tentang potensi cuaca ekstrem di Jawa Tengah. Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, mengungkapkan bahwa dari 7 hingga 9 September 2024, wilayah ini mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang. Petani di daerah ini diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan diri menghadapi kondisi cuaca ekstrem tersebut.
Peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dapat meningkatkan risiko serangan hama dan penyakit tanaman, terutama di daerah dengan kelembaban tinggi. Oleh karena itu, BMKG menyarankan agar petani meningkatkan pengawasan terhadap tanaman mereka dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang sesuai untuk mengurangi risiko tersebut.
BMKG juga mencatat tantangan dalam akses teknologi dan informasi cuaca di daerah-daerah terpencil. Pemerintah diharapkan untuk memberikan dukungan berupa pendampingan, penyuluhan, dan akses teknologi modern untuk membantu petani dalam menghadapi perubahan iklim ekstrem.
Pada 10 September 2024, BMKG memperingatkan bahwa beberapa wilayah di Indonesia, termasuk pulau-pulau besar seperti Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap hujan lebat. Sementara pada 11 September 2024 wilayah seperti Aceh dan Kalimantan Timur dalam daftar perhatian, menunjukkan perubahan dinamika cuaca ekstrem dan pentingnya pemantauan berkala.
Untuk mendapatkan informasi terkini mengenai prakiraan cuaca dan dampaknya, masyarakat dapat mengikuti update melalui aplikasi resmi BMKG dan platform berita online kami.
(Antok/JJid)