Gus Din Nahkodai MP3I Kendal, Ini harapan Kedepan Pengasuh Pondok Pesantren
JURNALJATENG.ID, KENDAL –Ketua Majelis Pengurus KH Muh Nasih Syarifuddin, Resmi dilantik Nahkodai Majelis Pengurus Cabang (MPC) Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren Se-Indonesia (MP3I) Kabupaten Kendal masa khidmat 2023-2028 di Pondok Pesantren Al Musthofa, Desa Pandes, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal,Jawa Tengah Sabtu malam (2/9/2023).
Pada sambutannya Bupati Kendal, Dico M Ganinduto mengucapkan selamat atas dilantiknya pengurus MPC MP3I Kendal. Pihaknya berjanji, akan mendukung semua kegiatan MP3I Kendal dalam segala kegiatannya.
“Ini merupakan bentuk sinergitas antara pemerintah dan seluruh organisasi yang membawahi pondok pesantren. Ke depan, program-program Pemerintah Kabupaten Kendal terkait peningkatan sumber daya manusia melalui santrinya benar-benar kita perhatikan,” ujarnya.
Sementara, Ketua MPC MP3I Kendal, KH Muh Nasih Syarifuddin atau yang akrab disapa Gus Din mengatakan, hadirnya MP3I sebagai solusi, jembatan untuk penyambung hubungan silaturahmi dan jembatan untuk sinergitas antara umara (pemimpin) dan ulama.
“Alhamdulillah, di sini, malam hari ini, sudah terjadi sinergitas yang sangat istimewa, antara ulama dan umara. Salah satu buktinya adalah dengan hadirnya Bupati Kendal dalam acara, dan itu sangat bagus sinergitas ulama dan umara demi untuk kemaslahatan bersama. Terutama masyarakat Kabupaten Kendal,” ujarnya yang juga Pengasuh pondok pesantren Al-Mustofa pantes
Gus Din, Mengucapkan Terima kasih kepada semua pihak tamu undangan telah hadir yang tidak bisa sembutkan satu persatu.
“Mohon doa dan restu semoga amanah menjalankan tugas dan bermanfaat untuk umat dan umaroh,”
Dikatakan, ada dua kelompok manusia, ulama dan umara. Ketika keduanya itu buruk maka nasib buruk akan menimpa masyarakatnya. Namun sebaliknya, jika keduanya bagus dan baik, maka seluruh masyarakatnya menjadi baik.
“Jadi tugas umara adalah menjaga stabilitas keamanan dan kondusifitas keamanan. Kemudian tugas ulama adalah menjaga stabilitas keimanan dan keimanan. Jika keduanya bertugas sesuai porsinya masing-masing maka masyarakatnya akan merasa aman, nyaman, makmur dan sejahtera,” ungkapnya.
Adapun Majelis Mustasyar diketuai KH Muchlis Musyafa’, dengan anggota KH Fauzi Shodaqoh, KH Mawardi, KH Khoirudin AH dan KH Habib Muhammad Firdaus.
Sementara Majelis Pembina diketuai KH M Idris Nor, Sekretaris dijabat KH Muhammad Ghozali AH dengan anggota KH Sochari, KH Gufron Khumaedulloh dan KH Subhan Idris Lc.
Sedangkan untuk Majelis Pengurus diketuai KH Muh Nasih Syarifuddin, sekretaris Ust Muhammad Syafiq, dan bendahara KH Abdul Ghofar.
Ketua Umum MP3I, KH M Zaim A Ma’shoem atau akrab disapa Gus Zaim, pendiri Ponpes Kauman Lasem Rembang dalam sambutannya membeberkan sejarah terbentuknya MP3I. Dikatakan, majelis tersebut didirikan dan dideklarasikan di Ponpes Tebuireng Jombang, pada tanggal 22 Desember 2014.
“Pada waktu itu yang hadir di antaranya, KH Ma’ruf Amin, kemudian sahibulbait, KH Salahudin Wahid atau Gus Sholah, ada Prof DR Mahfud MD dan para kiai-kiai lain, di antaranya Kiai Hanif Muslih, Habib Umar Muthohar dan sebagainya bersepakat untuk membentuk sebuah organisasi yang sifatnya ringan, sederhana dan untuk yayasan, Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia,” bebernya.
Dari namanya, lanjut Gus Zaim, organisasi tersebut bukanlah organisasi pesantren dan bukan organisasi santri, atau kelembagaan pesantren, namun merupakan organisasi kepengasuhan pesantren, atau para kiainya.
“Sekilas sepertinya MP3I tidak punya pekerjaan apa-apa, dan tidak punya program kerja apa-apa. Hanya kumpul-kumpul, musyawarah, bila perlu besanan atau apapun lah. Tapi nilai silaturahimnya para kiai itu akan muncul ide yang luar biasa. Tidak terkecuali, lahirnya bangsa ini berkat kumpul-kumpulnya para kiai,” jelasnya.
Selain itu, dalam nama organisasi pengasuh pesantren, tanpa ada kata pondok, menurut Gus Zaim, supaya bisa merangkul yang lain. Yaitu Pimpinan Majelis Taklim dan Pimpinan Madrasah.
“Jadi klop, dalam MP3I ini anggotanya hanya tiga unsur. Yaitu pengasuh pondok pesantren, pimpinan majelis taklim, dan pimpinan madrasah. Selain itu tidak bisa menjadi anggota MP3I. Sederhana sekali,” tandasnya.
Pada kesemparan tersebut Gus Zaim menyebut, saat deklarasi pembentukan MP3I di Tebuireng Jombang, KH Salahudin Wahid berpesan supaya jangan membentuk wilayah dan cabang MP3I, tetapi penguatan organisasi. Kemudian daftarkan dalam bentuk yayasan.
Namun lanjutnya, karena anggota MP3I terdiri dari para kiai yang biasa ke sana kemari, ke luar pulau seluruh Indonesia, akhirnya lima tahun kemudian pada 2019, KH Salahudin Wahid mengajak berkumpul dan sepakat untuk saatnya membentuk wilayah dan cabang.
“Saat kita siap bergerak untuk membentuk wilayah dan cabang, kiai Salahudin Wahid wafat dan lanjut pandemi. Untuk itu kita semua sekarang ini yang harus melanjutkan harapan beliau dan membesarkan MP3I,” imbuh Gus Zaim.
Nampak hadir Ketua Umum MP3I ,Bupati Dico M Ganinduto, Ketua PCNU Kendal KH.Musyamsikin,Gus Gus Kendal pengasuh pondok pesantren Kendal,kejaksaan negeri semarang,Anggota DPRD Kendal, Ormas Kendal,Forkopimda, Dan Tokoh masyarakat dan warga desa Pandes.
(JJID/SFK)
I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.